Monday, April 11, 2011

Pertanyaan Sensitif (katanya..)

"Kok sekarang kamu iteman, cha?"

"Eh?"


Spontan saya mendongakkan kepala. Rekan kerja saya (laki-laki) yang juga satu ruangan dengan saya itu sudah duduk dengan nyamannya di kursi di depan meja saya, dengan rokok di tangannya. Saya pun langsung bergeser ke kursi sebelah, menghindari asap rokok. Bodo amat kalau dia tersinggung


"Perasaan dari dulu gini-gini aja."

"Ah, nggak ah. Sekarang tambah item."


Buset, cuek banget ni orang. Nggak peka banget apa ya, yang ditanya kan perempuan?! Batin saya gemes. Tapi akhirnya saya cuma tersenyum, dan pembicaraan itu berhenti sampai di situ karena adzan dhuhur mulai berkumandang.



*     *     *




Pertanyaan di atas adalah salah satu pertanyaan sensitif (bagi kaum hawa) yang saya maksudkan. Kalau soal pertanyaan-pertanyaan sensitif yang lain, saya kira sebagian besar dari Anda sekalian sudah tahu : biasanya pertanyaan-pertanyaan yang menjurus ke fisik; bisa tentang warna kulit, berat badan, jerawat, dsb.

Kenapa sensitif?
Karena sebagian besar wanita akan merasa 'tidak enak' (uneasy) kalau disinggung tentang hal-hal tsb.

Kenapa 'tidak enak'??
Barangkali karena itu sudah jadi anggapan umum..?

Kenapa bisa jadi anggapan umum???
Yah, karena memang begitulah anggapan orang-orang pada umumnya.. *pletaakk

Hehe..


Kalau saya bilang, jaman sekarang di dalam diri wanita pada umumnya, sudah terjadi pergeseran sesuatu yang paling mendasar. Para wanita sudah tidak lagi menganggap nilai-nilai kemuliaan yang ada di dalam dirinya sebagai harta berharga yang wajib dijaga dan dilestarikan *maaf bahasanya aneh
Apa yang membuat mereka uneasy bukan pertanyaan semacam "Kok sekarang kamu nggak ngaji lagi?", tapi pertanyaan semacam "Kok kamu sekarang gemuk sih?".
Ya, sesuatu yang sangat mendasar dalam dirinya sudah bergeser.

Maka display aurat yang dipertontonkan para wanita hampir di setiap ruas jalan, di toko-toko, di sekolah-sekolah, di gedung-gedung perkantoran, di mana saja, menjadi sesuatu yang seakan 'lumrah', 'wajar'. Dan pada akhirnya, fisik seakan dipertuhankan. Na'udzubillah tsumma na'udzubillah..


Saya tidak akan berbicara mengenai konspirasi besar yang sedang mengintai dunia, yang sedang mengincar kehancuran Islam, yang sangat menginginkan terkikis habisnya iman dan izzah dalam diri para muslimah. Tidak. Anda bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih lengkap, dan lebih valid dari sumber-sumber lain, insyaAlloh.

Seiring dengan kemajuan teknologi, sarana-sarana dan cara-cara yang mereka gunakan semakin bervariasi, semakin menarik perhatian. Propaganda semakin menguat, pengikut semakin berlipat. Yang tadinya malu-malu, lama-kelamaan tak punya malu. Merusak, merusak, merusak, hingga kerusakan itu merembet ke sisi lain kehidupan. Dari hal yang dianggap sepele, timbullah kerusakan yang fatal. Innalillaahi..


Aduh, malah ngelantur saya!


Begitulah. Katanya pertanyaan-pertanyaan semacam itu adalah pertanyaan yang sensitif bagi kaum hawa. Katanya...
Tapi nggak juga kok sebenarnya. Saya sendiri merasa biasa saja waktu ditanya rekan kerja saya itu. Dan seingat saya, dulu-dulu pun saya pernah ditanya hal yang serupa. Kamu kok gemukan? Kok sekarang iteman? Kok kamu gini? Kok kamu gitu? Dan 'kok-kok' yang lain. Saya tidak tersinggung. Sungguh.

Yang jadi pertimbangan saya, kalaupun sekarang dibilang cantik, langsing, atau apalah, toh itu cuma sebentar. Sebentar sekali malah. Coba 20 tahun lagi, keriput bermunculan di sana sini. Apalagi, 30, 40, 50 tahun lagi. Sudah sulit dibilang cantik (kalau bukan oleh suami/anak). Jadi, buat apa musti uneasy?


Eh, tapi ini bukan berarti saya anti terhadap perawatan tubuh lho ya! Saya tidak anti, bahkan mendukung para muslimah untuk merawat tubuhnya. Rawat yang rajin dan wajar, untuk diri sendiri dan suami kita tercinta


Ah.. tiba-tiba teringat notes di fb Bang Tere beberapa waktu yang lalu..

buat teman2 wanita. saya beritahu sebuah rahasia besar. pembuka kunci jodoh terbesar buat kalian adalah: selalu berbuat baik. dan jadikan akhlak yg baik terpancar merekah di sekitar kalian, maka insyaAllah, seperti petromaks yg diletakkan di tengah2 sawah, kalian akan amat menarik perhatian serangga yg berterbangan.

dan kalian akan langsung mendapatkan dua kabar baik secara simultan:
  1. yg mendekat tentu saja yg bisa melihat kebaikan kalian tersebut. otomatis terseleksi. bukan sembarang lelaki yg terbiasa mengerubungi petromaks dengan pakaian seksi dan mengumbar aurat; jadi kalaupun yg mendekat sedikit, tak usah berkecil hati (itu sudah finalis-nya kok). sy kadang kasihan dgn perempuan2 yg berusaha menarik perhatian lawan jenisnya dengan tampilan tubuh tak senonoh, dandanan menor, bedak setengah milimeter boleh jadi kalian mendapatkannya, tp cintanya mungkin sedangkal tampilan fisik kalian sahaja.
  2. kabar baik kedua: otomatis dengan kebaikan2 itu, kalian juga mendapatkan manfaat tidak terlihat lainnya. tidak pusing dgn penilaian orang. tidak cemas dengan usia. dan tidak takut hidup sendiri. kalian pastilah akan selalu bersyukur. menikmati setiap detik kehidupan..
nah, tinggal semuanya sekarang dibungkus dengan pengharapan kepada yg maha memiliki harapan. doa2.

*ditulis Juli 2008

(tere-liye)



Btw, yang tentang rokok di atas, saya nggak 'bodo amat' kok. Sudah berkali-kali ditegur, dari mulai disindir sampai bilang langsung ke orangnya, sama sekali nggak ngaruh. Ya sudah, wong saya sudah mengingatkan secara ahsan kok. Kalau dia masih nekat merokok di dekat saya, ya saya saja yang menyingkir 





celoteh di siang yang lengang, 11 April 2011

No comments:

Post a Comment