Sunday, March 13, 2011

sekali seumur hidup

Selama hidup saya, hanya sekali saya benar-benar merasakan keinginan yang begitu kuat untuk punya keahlian naik sepeda motor.

Sekarang.

Sampai gemas rasanya.
Motor berseliweran di sebelah saya, sementara saya naik 'kendaraan umum yang tidak umum'.
Bukan cuma itu.
Yang membuat saya lebih gemas adalah budget bulanan saya.
Okelah kalau di Jakarta, sebulan penuh pergi-pulang kerja naik angkot habisnya paling 100an ribu.
Itupun yang rumahnya agak jauh.
Sekali jalan 2 ribu rupiah.
Tapi saya?
Bisa-bisa gaji saya sebulan habis cuma buat ongkos kendaraan dan makan.


Kota ini unik.
Bisa dibilang tidak ada kendaraan umum yang memadai di sini.
Hampir setiap penduduknya telah memiliki kendaraan sendiri, entah motor atau mobil.
Tidak ada angkot.
Tidak ada bus kota.
Tidak ada ojek.
Tidak ada taksi.
Tidak ada KRL.
Berjalan kaki rasanya bukan pilihan yang bijak.
Dan saya rasa saya cukup bijak untuk tidak memilih berjalan kaki.


Maka jadilah saya seperti sekarang : tidak ada suami + tidak bisa naik motor.

-_-"



-kantor, 14 Maret 2011, 12.17 WIB, nasib penunggu kantor-

No comments:

Post a Comment